Selasa, 25 Juni 2013

MATERI KULIAH NILAI & ETIKA LINGKUNGAN

ETIKA LINGKUNGAN 
By SER, dkk
Di manapun di bumi, kita manusia hidup, berusaha dan tinggal pada suatu ruang wilayah. Pada ruang wilayah itu  kita berinteraksi dengan tanah, air, tumbuhan, hewan dan bahakan sesama manusia.  Kita bangun rumah, tempat berusaha, kebun, pasar, jalan, jembatan, sekolah, pabrik dan sebagainya di ruang wilayah. Tempat kita hidup ini diistilahkan dengan lingkungan hidup. Singkatnya, lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia termasuk makhluk hidup dan manusia lainnya yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.

Ruang wilayah yang merupakan lingkungan hidup manusia sesungguhnya merupakan bagian dari sistem ekologi atau ekosistem. Setiap ekosistem terdiri dari dua komponen yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup meliputi seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni binatang, manusia dengan segal prilakunya, tumbuhan, mikrobia dan benda hidup lainnya. Komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
Ruang wilayah sebagai ekosistem alami
Lingkungan hidup didefinisikan ecara mendalam dan komprehensif dalam UU No 32 tahun 2009 sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya , keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteran manusia serta makhluk hidup lainnya.


Lingkungan hidup alami yang tidak terganggu
Dalam keadaan alami, ruang wilayah dengan segala komponen-komponennya itu ada dalam keadaan harmoni, seimbang dan sejahtera. Lingkungan hidup selanjutnya menjagi terganggu hingga mengalami kerusakan sebagai akibat dari faktor alami ataupun karena faktor campur tangan manusia melalui dampak negatif kegiatan-kegiatan manusia. Pemanfaatan ruang wilayah oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia  seperti papan, pangan, sandang, pendidikan dan sebagainya  telah menyebabkan kerusakan di darat dan di laut. Lebih ironis lagi, manusia mulai melupakan pentingnya  melakukan menata lingkungan secara konsisten dan konsekuen apalagi merawat lingkungan hidup, akibatnya terjadilah kerusakan ekosistem di mana-mana serta menyebabkan terjadinya kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.
Disadari atau tidak, bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat lingkungan hidup semakin rusak. Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Bencana alam sebagai faktor penyebab kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan yang dipelopori manusia bisa dimulai dari adanya penebangan secara liar di ruang wilayah hutan lindung yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor.  Kerusakan juga dapat terjadi pada pembangunan perumahan, sekolah pasar, sekolah, kawasan industri di ruang wilayah rawa-rawa dengan metode penimbunan dari bahan yang diambil tanpa melakukan konpensasi ruang yang digali sebagai tempat air. Selain itu, kerusakan lingkungan juga terjadi akibat pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran tanah, air dan udara.
Pencemaran Tanah dan Air
Gangguan dan kerusakan lingkungan di  manapun akan mempengaruhi kualitas udara, tanah, dan air sebagai bagian dari kesejahteraan hidup manusia. Manusia akan menjadi terganggu kesejahteraannya karena udara yang tercemar, tanah yang tercemar, tanah yang kualitasnya menurun akibat terjadinya erosi tanah, air yang menurun kualitasnya. Manusia yang hidup di lingkungan yang terganggu udara, tanah dan airnya akan terganggu kesehatannya sehingga meningkat prevalensi penyakit-penyakit ISPA, malaria, disentri, diare, TBC, kaki gajah, kanker, dan penyakit-penyakit yang  menjangkit manusia akibat menurunnya kualitas lingkungan mereka.

Penyakit Yang Terjadi Karena Faktor Lingkungan
Upaya untuk memicigasi kerusakan lingkungan jauh lebih sulit dibandingkan dengan upaya pencegahan (preventive measures) jika disadari oleh semua pihak sebagai pemangku kepentingan terhadap lingkungan hidup yang sehat dan lestari. Kerusakan lingkungan bisa diminimalkan manakala para pemangku kepentingan (stakeholders) mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menjaga lingkungan. Kesadaran itu dapat terbentuk melalui pendidikan (edukasi). Pendidikan lingkungan hidup idealnya dimulai dari usia dini. Yang paling penting adalah bagaimana anak-anak hingga orang dewasa memahami nilai-nilai apa yang harus mereka fahami tentang lingkungan hidup. Nilai-nilai di sini dapat berupa moralitas, cinta dan kasih sayang terhadap lingkungan. Nilai-nilai dapat ditimbulkan pada manusia dengan jalan mengenalkan nilai-nilai yang ada pada lingkungan itu sendiri.
Ekosistem itu mesti dikenalkan nilai-nilai atau manfaatnya. Apa saja manfaat ekonomi, manfaat sosial, manfaat ekologis, manfaat keberadaan, manfaat pilihan dan sebagainya. Kepada anak-anak usia sekolah hingga perguruan tinggi mereka mesti diberi pendidikan tentang bagaimana merekayasa lingkungan yang bijak atau ramah lingkungan. Sebagai misal bagaimana membangun bangunan yang nyaman dan asri tetapi tidak boros energi, menampung air hujan yang jatuh di atap dan halaman, memanfaatkan sampah untuk kompos dan sebagainya.

­­­
Rumah yang memanen hujan sebagai penerapan etika lingkungan
Sisi lain dari pendidikan lingkungan bagi semua pemangku kepentingan terhadap lingkungan yang sehat dan lestari adalah perlunya pemahaman dan penghayatan terhadap etika lingkungan. Manusia perlu memahami sejumlah jenis etika yang baik dan tidak baik terhadap lingkungan. Ada sejumlah mazhab etika lingkungan yang mesti difahami sehingga tidak salah dalam beretika. Buku ini mencoba memaparkan secara runut tentang pembangunan dan dampak negatifnya, pembangunan mesti memperhatikan nilai-nilai lingkungan, pembangunan mesti memperhatikan etika lingkungan, apa saja nilai-nilai  lingkungan, apa saja mazhab-mazhab etika lingkungan yang ada sejak dulu sampai sekarang dan bagaimana kita mengelola lingkungan itu dengan pendekatan etika lingkungan.

Sabtu, 22 Juni 2013

EFFECTIVE MICROORGANISME 4( EM4)

PENGERTIAN
Em 4 merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam (segar) yang didalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah. Mikroorganisme atau kuman yang berwatak “baik “itu terdiri dari bakteri fotosintetik,bakteri asam laktat,ragi,aktinomydetes,dan jamur peragian.
Microorganisme menguntungkan tersebut (EM 4) telah lama ditemukan, diteliti dan diseleksi terus menerus oleh seorang ahli pertanian bernama Profesor Teruo Higa dari universitas Ryukyu Jepang. Dengan demikian, EM4 bukan merupakan bahan kimia yang berbahaya seperti pestisida, obat serangga atau pupuk kimia lainnya.
EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan multiple effect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar tanaman. Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan. Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat antibiotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.

FUNGSI
Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanah lactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfungsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur.

JENIS-JENIS EM
1.       EM1 yang berupa media padat berbentuk butiran yang mengandung 90% actinomicetes. Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos dalam tanah. 
2.   EM2 terdiri dari 80 species yang disusun berdasarkan perbandingan tertentu.Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah mengeluarkan antibiotik untuk menekan patogen.
3.    EM3 terdiri dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam kaldu ikan yang berfungsi membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa oleh bakteri fotosintetik sehingga secara langsung dapat diserap tanaman.
4.        EM4 terdiri dari 95% lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan enzim. 
5.        EM5 berupa pestisida organik.

APA SAJA APLIKASI EM-4 DI BIDANG PERTANIAN?

Manfaat :
Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.
Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat (Bokashi).
Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.

Tanaman :
Padi, Palawija, Sayuran, bunga dan tanaman setahun lainnya.

Dosis dan Perlakuan :
Sebagai pupuk dasar, gunakan BOKASHI sebanyak 3-5 ton per Ha. Untuk penyemprotan gunakan EM-4 sebanyak 3-10 ml per liter air dilakukan setiap satu minggu sekali, disemprotkan secara merata ke tanah dan tubuh tanaman.

APA SAJA APLIKASI EM-4 DI BIDANG PETERNAKAN?
Manfaat :
  • Mengurangi polusi bau khususnya pada kandang ternak dan lingkungan sekitarnya. 
  • Mengurangi stres pada ternak 
  • Menyehatkan ternak 
  • Menyeimbangkan mikroorganisme di dalam perut ternak 
  • Meningkatkan nafsu makan ternak 
  • Menekan penyakit pada ternak 
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternak
Cara Pemakaian :
Sebagai air minum ternak, Larutkan 1 cc EM-4 per satu liter air minum setiap hari. Larutkan 1 cc EM-4 per satu liter air, kemudian disemprotkan ke dalam pakan ternak. Untuk mencegah bau kotoran dan kandang ternak, larutkan EM-4 dan Molas ke dalam air dengan perbandingan 1:1:100 kemudian disimpan dalam tempat yang tertutup rapat selama 1-2 hari kemudian dipergunakan untuk menyemprot kandang dan pada badan ternak dengan dosis 10 cc larutan dalamn 1 liter air.
APA SAJA APLIKASI EM-4 DI BIDANG PERIKANAN?
Manfaat :
  • Memperbaiki mutu air tambak. 
  • Menguraikan bahan-bahan sisa makanan, kotoran udang / ikan menjadi senyawa organik yang bermanfaat. 
  • Menekan serangan mikroorganisme patogen. 
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tambak. 
  • Menekan hama dan penyakit
Cara Pemakaian : 
Pada saat pengolahan dasar tambak diberikan Bokashi sebanyak 5 ton/ha, selanjutnya disiram larutan EM-4 sebanyak 4 liter/ha dan dibiarkan selama 2 minggu. Pada saat masa pertumbuhan diberikan EM-4 sebanyak 16 liter per hektar. Interval waktu pemberian EM-4 adalah 1 bulan sekali atau tergantung pada kondisi air tambak.
CARA PEMBIAKAN BAKTERI EM-4
Bagi kita-kita  mahasiswa yang ingin menghemat biaya untuk pembelian EM4, anda bisa mengembangbiakan bakteri tersebut sendiri di rumah, sehingga bila kebutuhan akan pupuk organik cukup banyak dikarenakan luas lahan yang besar maka akan segera terpenuhi tanpa biaya tambahan.
Sebenarnya cara pengembangbiakan bakteri ini cukup banyak antara lain :
Sebelum ke tahap lebih lanjut silahkan kita sediakan bahan untuk prakteknya diantaranya :
1 liter bakteri yang akan diperbanyak
Siapkan sedikitnya 3 kg bekatul (jangan sampai kurang)
Siapkan ¼ kg gula merah bila tidak ada bisa pakai gula pasir atau tetes tebu, salah satu aja
Siapkan ¼ kg terasi
Siapkan 5 liter air
Setelah semua bahan diatas tersedia, kini kita harus menyiapkan bahan untuk media pembiakan, diantaranya : 
Ember plastik
Pengaduk atau centong
Panci untuk pemasak air
Botol plastik atau kaca penyimpan 
Siapkan Saringan dari kain atau kawat kasa

Bila bahan sudah semua terkumpul kini waktunya kita membuat adonan, kita bisa memulai dengan poin- poin sebagai berikut :
Air yang 5 liter tadi dimasak sampai benar-benar mendidih.
Setelah air mendidih kita bisa memasukkan terasi, bekatul dan gula, untuk yang memakai gula merah harus dihancurkan dulu sampai halus, lalu aduk adonan hingga rata.
Setelah adonan benar-benar rata lalu dinginkan sampai benar-benar dingin, bila tidak benar-benar dingin, adonan justru akan membunuh biang bakteri yang akan kita biakkan.
Bila sudah benar-benar dingin Mulai masukkan bakteri dan aduk adonan sampai benar-benar rata. Lalu ditutup rapat selama 2 hari dua malam.

Mulai hari ketiga tutup agak dilonggarkan dan diaduk rutin setiap hari sekitar 10 menit.
Bila sudah jadi yaitu sekitar 3-4 hari bakteri hasil pengembangan ini sudah bisa diambil dengan disaring memakai saringan, kemudian disimpan dalam botol yang sudah kita sediakan tadi, usahakan jangan ditutup terlalu rapat, atau biarkan saja botol terbuka, ini dimaksudkan agar bakteri tetap mendapatkan oksigen yang baik.
Tahap terakhir, botol bakteri tersebut siap untuk digunakan untuk membuat kompos atau pupuk cair maupun pupuk hijau.Ampas hasil saringan jangan dibuang karena dapat kita gunakan lagi untuk membiakkan tahap selanjutnya, kita tinggal menyiapkan air kurang lebih 1 liter lalu menambahkan air matang dingin dan gula.
APA SAJA KEGUNAAN LAIN EM4?
Selain untuk pembuatan bokashi, EM4 dapat juga digunakan sebagai pestisida organic seperti EM5, super EM5, EMRAS dan pestisida alami dari ekstrak tanaman. EM5 digunakan sebagai pestisida untuk penanggulangan hama dan penyakit tahap awal. Sedangkan Super EM5 digunakan untuk menanggulangi hama dan penyakit pada tahap kronis.
EM5 DAN SUPER EM5
Bahan yang digunakan :
Molases/gula, cuka makan/cuka aren 5%, alcohol 40% masing-masing sebanyak 100 ml. EM4 100 ml dan air sebanyak 1 liter. (Khusus untuk pembuatan super EM5 tidak digunakan air).

Cara pembuatan :
Semua bahan dimasukkan ke dalam botol/jerigen. Selama 15 hari selanjutnya wadah dikocok pada pagi dan sore harinya. Unttuk membebaskan gas yang terbentuk selama proses fermentasi, tutup botol dibuka sebentar. Kegiatan pengocokan dihentikan pada hari ke 15 setelah tidak ada lagi gas yang terbentuk. Selanjutnya dibiarkan selama tujuh hari. Selanjutnya EM5 dapat digunakan.

Dosis pemakaian :
EM5: 10-50 ml (2-10 sdm)/l air + 10-50 ml molasses.
Super EM5: 5 ml (1 sdm)/l air + 5 ml molasses.

Waktu pengaplikasian :
Waktu pengaplikasian EM5 dan super EM5 sebaiknya dilakukan pada sore hari. EM5 dan super EM5 digunakan paling lama tiga bulan.

EMRAS (EM4 dengan air beras)
Bahan yang digunakan :
Bahan yang digunakan terdiri dari air beras sebanyak 1 l, molasses\gula sebanyak 10 ml dan EM4 sebanyak 10 ml (2 sdm). 

Cara pembuatan dan aplikasi :
Bahan-bahan tersebut di atas dicampurkan semuanya dan selanjutnya dibiarkan selama dua hari. Setelah itu EMRAS dapat diaplikasikan. Namun EMRAS harus sudah habis diaplikasikan pada hari ketiga (satu hari setelah proses pembuatan selesai). Selain sebagai pestisida, EMRAS dapat juga digunakan sebagai pupuk.

Dosis pemakaian :
Dosis yang digunakan adalah 5 ml/l air.

PESTISIDA ALAMI DARI EKSTRAK TANAMAN
Bahan yang digunakan :
Daun legum/kacang-kacangan (kacang babi), terutama yang masih muda.
EM4 sebanyak 20 ml/l air.

Cara pembuatan :
Daun-daunan dicincang dan selanjutnya diberi larutan EM4. Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. Selama direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam. Setelah lima hari larutan dapat digunakan sebagai pestisida.

BERIKUT INI ADALAH CONTOH PEMBUATAN EM4 YANG SAYA LAKUKAN

Bahan – Bahan :
 
  • 1 kg gula pasir         
  • 1/4 kg terasi                      
  • 1 1/2 kg dedak           
  • 15 butir ragi tape       
  • 5 ltr air biasa              

Cara Pembuatan :  
1. Air direbus sampai mendidih

2. Setelah air mendidih, masukkan 1/4 kg terasi, kemudian 1 1/2 kg dedak, dan 1 kg gula pasir.
    Kemudian aduk sampai rata. 
3. Sambil menunggu larutan tersebut dingin selama kurang lebih 3 - 4 jam, haluskan 15 butir ragi tape.
4. Kemudian masukkan ragi tape yang sudah di tumbuk halus tersebut ke dalam larutan. 

5. Kemudian masukkan larutan tersebut ke dalam ember tertutup rapat dan simpan di tempat lembab selama
    15 hari.
6. Setelah 15 hari, ember tersebut dibuka, kemudian saringlah larutan tersebut. 


7. Siapkan botol dan label EM4 untuk larutan tersebut. 
Larutan tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.
MURAH dan EFISIEN : bahannya mudah untuk didapatkan. Semoga bermanfaat untuk lingkungan di sekotar kita. Sudah saatnya untuk kembali berbuat kebaikan untuk lingkungan yang ada di sekitar kita.. Terimakasih untuk Prof.Supli Rahim untuk ilmu EM4 yang sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya warga Palembang. 
Referensi : http://suplirahim1960.blogspot.com/2013/05/membuat-em4-plus-labelnya.html